Senin, 09 Mei 2011

Menabung untuk hari Depan


Apa pendapat Buddha tentang menabung untuk hari depan?

Harta karun yang disimpan dalam lubang yang dalam tidak akan memberikan keuntungan dan mudah hilang. Harta karun sejati dikumpulkan melalui sumbangan, kesalehan, tidak berlebihan, kendali diri, dan perbuatan baik. Semua trsimpan aman dan tak akan hilang.
Vinaya Mahavagga 4
Dengan mendalami kata-kata in secara filosofis, kita akan melihat gaung kata-kata Yesus dalam injil: harta karun yang sejati adalah cinta, bukan emas. Buddha pun mengetahui hal ini, dan jauh di dalam lubuk hati, kita pun menyadarinya.
Dari sudut pandang lain, kita bisa menyatakan bahwa kata-kata ini merupakan persetujuan untuk cara-cara berusaha yang berdasarkan nilai-nilai. Jelas sekali Buddha mendukung gagasan untuk mencari keuntungan dengan cara yang benar, dengan nilai-nilai yang mantap dan perilaku etis. Warren Buffett (seorang milyader yang memiliki nilai-nilai) dan banyak pimpinan dunia usaha yang berhasil lainnya akan setuju dengan Sang Buddha.
Badan usaha yang menimbun semua kekayaannya dengan serakah, cepat atau lambat, akan berhadapan dengan ketidaksenangan masyarakat, tidak mempunyai kawan dalam berusaha, dan para karyawan yang merasa diperalat dan direndahkan. Sebaliknya, badan usaha yang membangun kemitraan dengan badan usaha lain, memperlakukan karyawannya sebagai kawan berharga dalam dunia usaha, menempatkan dirinya sebagai anggota masyarakat yang bertanggungjawab, dan berbagai kekayaannya dengan organisasi yang berkembang dan berkesinambungan. Para pelanggan maupun karyawan akan setia. "harta karun" itikad baik akan terus ada baik dalam masa susah maupun senang. Buddha mengerti bahwa badan usaha seperti ini menyadari bahwa badan usaha seperti ini menyadari bahwa "berbuat baik" dan "berlaku layak" selalu berjalan beriringan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar