Buddhadharma Luar Biasa!
Berbiara tentang Buddhadharma, tentu berbeda sama sekali antara orang yang menjalani kehidupan suci dengan perumah tangga. Disini, saya sebagai pelaku rumah tangga, membatasi diri berbicara Buiddhadharma dalam lingkup perumah tangga, bukan yang lainnya.
Saya mengenal dan belajar Buddhadharma selama lebih dari lima belas tahun. Sering ada pertanyaan yang diajukan kepada saya, adakah perbedaan dan perubahan sebelum saya belajar dna mengerti Buddhadharma dan sesudahnya? Jawabannya adalah pasti ada.
Saya menyadari, bukan sekadar promosi, bahwa Buddhadharma adalah way of life, suatu pola hidup melalui pemikiran dan pengertian yang benark, tidak takhayul. Ajaran-ajarannya yang begitu sederhana dan mudah dilaksanakan dalam praktik kehidupan sehari-hari.
Sebagai seorang motivator, bila ada orang bertanya, bagaimana Buddhadharma dilihat dari kaca mata motivasi? Apakah bisa sukses? Mencontoh semangat seorang Pangeran Sidharta, berjuang sepenuh hati, hingga mampu menggapai Kebuddhaan, jawaban atas pertanyaan tadi, dengan motivasi atau semangat seperti itu, minimal kita pasti mengalami kemajuan yang pesat, terutama tentang pengertian hidup dan sikap mental positif.
Ada empat poin kunci utama dalam belajar Buddhadharma yang bisa kita ambil sebagai panduan untuk digunakan dalam menjalani kehidupan sehari-hari, yaitu:
- Hukum Pikiran(Cittaniyama)
- Hukum Sebab Musabab yang saling bergantungan(Patticasamuppada)
- Hukum Perubahan (Anicca)
- Hukum Moral(Sila)
Dari keempat hukum diatas, kita bisa belajar dari yang Pertama, yaitu tentang kekuatan pikiran, bagaimana kita menggunakan kekuatan pikiran untuk maju sesuai dengan bidang yang kita miliki. Jika kita mau maju harus sadar bahwa pikiran ini adalah kekuatan . maka, sesuai dengan hukumnya, jiak kita berpikir negatif, hasilnya akan negatif. Berpikir positif, berjuan positif, maka hasilnya akan positif. Seperti yang diungkapkan seorang ilmuwan besar dan pengamat dunia, Albert Einstein, bahwa nanti ajaran agama yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan adalah agama Buddha. Berarti perkembangan agama Buddha seperti halnya sains itu sendiri bisa dipikirkan, di-olah, dikembangkan, dan dibikin maju.
Seorang ahli jiwa dair Amerika, William James menyatakan, manusia dapat merubah seluruh hidupnya dengan cara merubah sikap mental dan pola pikirnya. Jadi sangatlah, hukum pikiran bersifat universal, mengerti atau tidak mengerti, hukum itu berjalan, hukum kekuatan pikiran itu ada di alam semesta ini. Maka kita harus memakainya dengan benar. Jika memakainya salah, miring, negatif, jahat, maka terjadilah itu semua. Hukum pikiran dinyatakan dengan jelas pada kitab suci Dharmapada (Yamakavagga).
1. Pikiran adalah pelopor dari segala sesuatu, pikiran adalah pemimpin, pikiran adalah pembentuk. Bila seseorang berbicara atau berbuat dengan pikiran jahat, maka penderitaan akan mengikutinya bagaikan roda pedati mengikuti langkah kaki lembu yang menariknya.
2. Pikiran adalah pelopor dari segala sesuatu, pikiran adalah pemimpin, pikiran adalah pembentuk. Bila seseorang berbicara atau berbuat dengan pikiran murni, maka kebahagiaan akan mengikutinya bagiakan bayang-bayang yang tak pernah meninggalkan bendanya.
Dengan konsep seperti itu, kita dapat mengembangkan pikiran tadi kearah yang paling tinggi, paling bijak. Missal yang sederhana, kita memiliki cita-cita untuk diraih, begitu ada cita-cita untuk diraih, ada satu target untuk dipatok. Dengan niat baik dan berjuang sungguh-sungguh, maka hal ini akan mempengaruhi sekeliling kita untuk membantu pencapaian kea rah cita-cita tersebut. Ada suatu kekuatan yang tidak terlihat akan ikut mendorong, menarik, bertemu orang yang seirama napasnya. Inilah hukum. Maka, bila kita tahu tentang adanya kekuatan Cittaniyama, kita dapat memakainya sebagai panduan. Minimal dengan target yang kita pikir lalu sesuaikan dengan apa yang kita miliki, termasuk bakat yang kita punyai, maka semuanya akan berkembang, dan dari pikiranlah semua berawal. Yang luar biasa adalah konsep hukum pikiran ini telah dibicarakan oleh Buddha lebih dari 2500 tahun yang lalu.
Kedua, Hukum Sebab Akibat. Kita boleh memakai istilah sukses adalah akibat dari sebab yang kita buat. Jadi semua yang terjadi hari ini adalah akibat dari segala sesuatu yang kita perbuat kemarin, dulu, masa lalu. Demikian pula untuk hasl pada masa yang akan datang merupakan akibat dari yang kita perbuat hari ini. Maka hukum sebab akibat adalah hukum yang sangat relevan sekali. Percaya atau tidak percaya, hukum sebab akibat itu akan tetap berjalan. Jadi kalau mau berhasil, ingat bayar harga sebagai sebab untuk meraih akibat.
Ketiga , Hukum perubahan. Sebenarnya, yang tidak berubah adalah perubahan itu sendiri. Kita mempunyai pikiran yang positif, mengerti Hukum Sebab Akibat, sudah menentukan target. Ingat adanya perubahan tadi sebagai suatu kekuatan. Hari ini kita sukses luar biasa bagus. Terkena suatu atau keadaan yang lain, kita bisa merubah keadannya seketika. Karena adanya hukum perubahan tadi. Hal ini memberi satu keyakinan dan kekuatan kepada kita bahwa jika kita saat ini sedang ada di kondisi bawah atau gagal, tidak usah takut karena tidak mungkin selamanya akan gagal. Maka kita harus mengetahui Hukum Perubahan itu sendiri. Sama dengan bila kondisi kita saat ini ada diatas atau sukses,harus dijaga,tetap rendah hati, karena segala sesuatu bisa terkena hukum perubahan.
Keempat, masalah moral. Hukum moral ini butuh praktik nyata. Dalam ajaran Buddha, yang utama adalah: kurangi berbuat jahat, tambahkan kebaikan,sucikan pikiran, itulah ajaran semua Buddha. Melalui konsep itu, kita berbuat baik secara moral. Kerja tidak menipu, tidak melawan hukum. Itu akan mempengaruhi kemajuan kita. Juga dapat bergaul dengan baik dengan semua orang, penuh metta, cinta kasih, melayani semua orang dengan baik tanpa memandang derajat dan harta, itu namanya kita punya moral atau sila. Itu akan membawa kita menjadi orang yang lentur, konsekuen, selalu menuju kea rah kemajuan yang luar biasa.
Jadi kalau mau berhasil, ingat
Bayar harga sebagai sebab untuk meraih akibat.
Contoh konkrit adalah saat mulai tahun 2000 agama
Buddha semakin diakui oleh dunia dengan Hari Waisak dianggap sebagai hari besar resmi dunia
Aplikasi praktik Buddhadharma di dalam pengalaman hidup saya, bisa saya contohkan saat terjadinya pada tahun 1985. Saat mengembangkan bisnis kartu kata-kata mutiara Harvest, dengan mottonya: Kreatif, Enerjik, Dinamis!
Perubahan zaman selalu terjadi; yang luar biasa saat ini, besok belum tentu. Dengan adanya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, muncul, alat-alat komunikasi yang terus berkembang, dari telepon, ke pager, HP, SMS, secara efektif dan cepat hingga lintas provider. Sehingga bisnis kartu ucapan mengalami kemunduran, orang lebih memilih memanfaatkan SMS dibandingkan dengan menggunakan kartu untuk mengucapkan sesuatu kepada sahabat atau kerabat. Tetapi, karena kita mempelajari Buddhadharma, sehingga kita mengerti dengan sadar dan apa adanya. Kemunduran karena perubahan zaman tersebut tidak perlu disikapi dengan sedih dan kecewa. Kita sebagai manusia harus mampu mengikuti arus dan mencari apa yang senapas dan bisa dikembangkan untuk tetap eksis di dunia usaha. Dan kenyataannya, sampai hari ini, Harvest masih berkibar di seluruh Nusantara, walaupun kartu ucapan bukanlah bisnis utama kami.
Hukum perubahan juga terjadi saat kesadaran akan kemampuan saya dan keinginan kuat untuk berbagi pengalaman saya dan pengertian tentang kehidupan, mengantarkan saya ke jenjang karier sebagai seorang motivator, hingga sekarang. Sejak tahun 1998, Indonesia mengalami krisis ekonomi, politik, sosial, budaya, hukum, dan hampir di semua segi kehidupan. Di dalam keterpurukan, saat ini banyak orang kehilangan motivasi, banyak perusahaan mengalami kemunduran. Justru profesi sebagai motivator, penyemangat adalah suatu peluang yang menjanjikan. Kemunculan saya secara efektif ini ternyata dapat diterima banyak orang di berbagai kalangan dan ini karena apa yang saya berikan di dalam seminar-seminar motivasi, sifatnya adalah alami, apa adanya dan berdasarkan pengalaman yang saya alami sendiri. Apa yang kita alami sendiri ini sifatnya sangat kuat, menyentuh, mempengaruhi cara pandang orang terhadap situasi dan kondisi yang sedang dihadapi masing-masing peserta. Kekuatan itu menyebabkan saya dijuluki “Motivator No. 1” oleh media. Kegiatan ini berkembang terus, selain sibuk dengan seminar-seminar, saya juga menulis sekaligus menerbitkan buku motivasi (2 buku, yang berjudul: “15 Wisdom dan Success” dan “16 Wisdom dan Success”), kemudian merekamnya dalam bentuk audio book.
Kembali pada empat poin yang telah saya uraikan tadi, bila diringkas menjadi satu, intinya adalah satu, yaitu jadilah manusia yang konsekuen. Menjadi orang yang konsekuen berani menghadapi apapun yang rusak, jelek, baik, maupun buruk. Karena semua itu adalah proses pembelajaran dan pematangan kita sebagai manusia.
Cita-cita saya ke depan adalah mengharapkan ajaran Buddhadharma semakin dimengerti oleh umat Buddha itu sendiri. Caranya dengan kita praktikkan ajaran Buddhadharma dan diketahui oleh khalayak umum. Contoh konkrit adalah saat mulai tahun 2000 agama Buddha semakin diakui oleh dunia dengan Hari Waisak dianggap sebagai hari besar resmi dunia. Kalau melihat perkembangan di Barat, ajaran Buddha telah mengalami perkembangan yang signifikan. Ini adalah suatu era kebangkitan. Buddhadharma luar biasa! Semua adalah Hukum Sebab-Akibat. Mau sukses, kerja keras; mau enak, jerih payah; mau hidup yang luar biasa, harus berjuang. Bayar harga, inilah proses yang harus dijalani. Contoh yang baik diperlihatkan oleh Buddha adalah proses pencapaian Nibbana. Saya sarikan seperti halnya di kehidupan kita, siapa pun kita hari ini, yaitu :
- Pertama, berani menentukan target;
- Kedua, berani mulai melangkah;
- Ketiga, secara konsisten, penuh keyakinan dan keuletan, berani berjuang mewujudkannya
Ini dapat kita lihat pada perjuangan Buddha yang bermeditasi di bawah pohon Bodhi selama enam tahun. Beliau menjalankan sesuatu yang ekstrem hingga menemukan Jalan Tengah. Kita bisa meneladani semangat Buddha untuk kita praktikkan dalam kehidupan. Saya jamin apa yang dicontohkan Buddha dapat memajukan kita menjadi luar biasa!
Andrie Wongso
Lahir dari keluarga miskin di Malang pada tahun 1954, ia tidak pernah menamatkan pendidikan SDnya. Karena gejolak Gestapu 1965, sekolahnya ditutup sehingga sejak saat itu ia menyandang gelar SDTT(Sekolah Dasar Tidak Tamat) dan harus membantu orang tuanya berjualan kue koyah ke pasar-pasar. Pada tahun 1976, ia mengadu nasib ke Jakarta dan bekerja sebagai salesman sabun, penjaga toko, dan pelatih kungfu. Karena tekad dan kegigihannya, ia sempat menjadi bintang film kungfu di Hongkong selama tiga tahun. Selain sukses sebagai pengusaha, Si SDTT ini juga seorang motivator, kolumnis, dan penulis buku. Semangatnya untuk berbagi motivasi sukses membuatnya dijuluki sebagai Motivator No.1 Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar