Jumat, 24 Desember 2010

Kanker Serviks

Kanker Serviks
 
Saat ini kanker serviks telah menjadi penyebab pertama kematian akibat kanker pada perempuan di Indonesia, mengalahkan kanker payudara. Menurut Yayasan Kanker Indonesia (YKI), 36% penderita kanker di kalangan perempuan adalah pasien kanker serviks. Sebanyak 15 ribu kasus baru dideteksi di Indonesia.

Apa itu kanker serviks?
Kanker serviks (leher rahim) merupakan kanker yang dapat mempengaruhi perempuan dengan latar belakang dan umur yang berbeda di seluruh dunia. Seringkali kanker serviks menjangkiti dan dapat membunuh perempuan di usia yang produktif yakni diusia 30 – 50 tahun, pada saat mereka masih memiliki tanggung jawab ekonomi dan sosial terhadap anak – anak dan anggota keluarganya. Setiap wanita dapat terkena kanker serviks tentunya dengan kerentanan yang berbeda – beda sesuai dengan faktor risiko yang dimilikinya.
Kanker serviks adalah tumor ganas yang timbul dalam leher rahim (serviks) yang merupakan bagian terendah dari rahim yang berada pada puncak vagina.

Apakah penyebab kanker serviks?
Hingga saat ini salah satu penyebab yang paling sering dibicarakan tentang penyebab kanker leher rahim adalah Human Papiloma Virus (HPV). Penularan HPV yang utama adalah melalui hubungan seksual. Seorang pria yang terinfeksi HPV dapat menularkan infeksi tersebut melalui kontak kulit terutama melalui hubungan seksual. Setelah seseorang terinfeksi HPV, sebagian dapat menyembuh dengan sendirinya, sedangkan sebagian infeksi lain dapat saja berkembang menjadi keadaan pre-kanker, dan kemudian menjadi kanker. Masa penularan virus HPV dapa mencapai 20 tahun.

Apa gejala dan tanda kanker serviks?
Sering kali kanker serviks tidak menimbulkan gejala. Namun gejala awal kondisi pre-kanker pada umumnya ditandai dengan ditemukannya sel – sel serviks yang abnormal pada serviks yang dapat dideteksi melalui pemeriksaan Pap Smear. Untuk itu pemeriksaan Pap Smear pada wanita menikah diatas 30 tahun sangat dianjurkan untuk mendeteksi tanda – tanda pre-kanker. Gejala lainnya yang sering ditemukan adalah perdarahan vagina yang abnormal yang biasanya terjadi diluar siklus menstruasi dan setelah berhubungan; sering terjadi keputihan yang berulang, meskipun tidak setiap tanda – tanda diatas merupakan tanda pasti kanker serviks, namun apabila anda menemukan tanda – tanda tersebut tidak ada salahnya untuk konsultasikan kesehatan dengan dokter anda.

Pecegahan kanker serviks
Di samping mengurangi faktor resiko: berhubungan seksual pada usia muda (di bawah 20 tahun), dan berganti-ganti pasangan seksual. Cara lain yang juga dianjurkan untuk mencegah kanker serviks adalah dengan deteksi dini.
 Pap smear merupakan salah satu cara. Sayangnya kurang dari 5 persen perempuan yang melakukan test pap smear ini secara teratur. sebaiknya Pap Smear dilakukan satu tahun sekali bagi perempuan yang sudah berhubungan seksual.
Indonesia juga mengembangkan deteksi dini dengan IVA, Inspeksi Visual dengan Asam Asetat. Ini lebih mudah dan murah, tapi pemeriksa harus betul-betul terlatih. Saat ini, departemen kesehatan sudah mengembangkannya di enam kabupaten.
 Ada juga program kerjasama dengan Belanda yang disebut See and Treat. Melalui IVA tadi, apabila terjadi kecenderungan adanya pra kanker, langsung diambil tindakan dengan pembekuan daerah serviks sehingga suhu menjadi –35 atau -50 derajat Celcius dengan maksud mematikan sel-sel kanker sehingga tidak berkembang menjadi kanker.
Cara lain adalah dengan vaksinasi. Tapi, demikian cara pencegahan ini masih relatif mahal. Vaksin tersebut diberikan tiga kali. Biasanya vaksin ini diberikan kepada mereka yang pra seksual aktif. Sedangkan bagi yang telah aktif melakukan hubungan seksual, maka dianjurkan untuk melakukan pap smear terlebih dahulu.
Pencegahan melalui IVA, pap smear, ataupun vaksinasi yang dilakukan di negara-negara lain mampu mengurangi jumlah kematian akibat kanker serviks ini sampai 50 persen. Bahkan di Amerika Serikat, menurut American Cancer Society, penurunan mencapai 75% setelah tes Pap Smear dilakukan secara luas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar