Senin, 17 Januari 2011

Kepuasan dan Kedamaian Sejati


Kepuasan dan Kedamaian Sejati

            Orang yang penuh kepuasan dan kedamaian sejati yang pertama kali saya temui adalah Achan Chah, guru saya di Thailand. Ada sesuatu dengan orang tersebut! Saya melihat apa yang dimilikinya dan berkata pada diriku sendiri, “Saya menginginkan hal itu, saya menginginkan pemahaman itu, kedamaian itu.” Orang-orang dari segala penjuru dunia dating mengunjunginya. Meskipun beliau seorang bhikkhu, tidak berarti setiap orang selalu tunduk, taat, dan memujinya. Sebagian orang dating dan berdebat dengannya serta berusaha mencari kesalahannya, atau bahkan membentaknya. Saat ingat sebuah cerita mengenai kali pertama beliau mengunjungi Inggris besama Achan Sumedho. Beliau pergi mengumpulkan dana makanan di Hampstead dan ketika beliau sedang berjalan – hal ini terjadi dua puluh tahun silam – seorang anak berandalan mendatangi orang Asia yang berkostum lucu ini dan berpura-pura meninju hidungnya. Achan Chah tidak tahu orang ini hanya berpura-pura. Kemudian berandalan itu berusaha untuk menendangnya tetapi luput dari sasaran. Ia hanya ingin menakut-nakuti bhikkhu Asia kecil yang berkostum lucu ini. Achan Chah tidak tahu kapan ia akan dipukul. Beliau tidak pernah terkena pukulan, karena beliau tetap damai, tenang dan tidak pernah marah. Kemudian ia mengatakan bahwa Inggris adalah tempat yang sangat bagus dan ia ingin mengirim semua bhikkhu-bhikkhu seniornya ke sana untuk benar-benar menguji mereka. Dalam hal Achan Chah, beliau telahh memiliki ketenangan hati dalam prakteknya.
            Mudah bagi kita utnuk mengatakan, “saya telah tercerahkan,” tetapi ketika hal tadi terjadi, Anda pun akan mengambil langkah seribu. Di suatu waktu, ada seorang bhikkhu lain di Hampsteas sedang berjalan-jalan sore ketika ia melewati sebuah pub. Ketika itu, ia tidak menyadari bahwa pada hari tersebut ada pertadingan sepakbola besar antara Inggris dan Skotlandia. Pertandingan tersebut telah berakhir dan para pendukung Skotlandia sedang berada didalam pub tersebut dalam keadaan mabuk. Pada masa itu, ada sebuah film sri di televise tentang seorang bhiksu kungfu, yang ketika kecil dijuluki “jangkrik”. Penggemar sepakbola Skotlandia yang sedang marah itu melihat melalui jendela pub dan berkata, “Oh, itu adalah jangkrik kecil,” dan bhikkhu ini pun terkejut. Mereka adalah orang Skotlandia yang berbadan besar dan mereka sangat mabuk, jadi ia pun berlari dan mereka mengejarnya sepanjang jalan kembali ke wihara. “Jangkrik kecil” berlari menyelamatkan nyawanya. Ia kalah. Tetapi jenis praktek pelepasan yang dilakukan oleh Achan Chah di Hampstead adalah sesuatu yang memberikan Anda suatu makna bahwa Anda telah berada di jalan menuju Pencerahan.
Sebuah Jalan Bertahap
            Inti Ajaran Buddha adalah sebuah jalan bertahap, selangkah demi selangkah dan Anda akan memetik hasilnya. Ada orang yang berkata bahwa Anda bermeditasi tidak untuk mendatapkan hasil. Semua itu omng kosong! Bermeditasilah untuk menjadi bahagia. Bermeditasilah untuk mendapatkan kedamaian. Bermeditasilah untuk mencapai Pencerahan, sedikit demi sedikit. Tetapi jika Anda mengharapkan hasil, maka bersabarlah. Salah satu masalah manusia adalah ketika mereka menetapkan tujuan, mereka tidak cukup bersabar. Karena itulah mereka kecewa, tertekan dan mereka frustasi. Mereka tidak meluangkan waktu berlatih yang cukup untuk dapat matang secara alami manuju Pencerahan. Hal ini membutuhkan waktu, bahkan mungkin butuh beberapa kali kehidupan, jadi jangan terburu-buru. Seiring dengan Anda menempuh setiap langkah, selalu aka nada yang Anda peroleh. Melepas sedikit maka Anda akan mendapatkan kebebasan dan kedamaian. Banyak melepas maka Anda akan merasa kebahagiaan. Inilah cara saya mengajarkan meditasi, baik si wihara saya maupun disini. Saya mendorong para meditator untuk mencoba mencapai tingkat-tingkat pelepasan ini, tingkat kebahagiaan yang disbut jhana.

Jhana-jhana
            Setiap orang ingin bahagia dan jhana-jhana adalah cara untuk meraih kebahagiaan, maksud saya kebahagiaan sejati, kebahagiaan yang mendalam. Satu-satunya masalah adalah bahwa keadaan ini tidak berlangsung lama, hanya beberapa jam, tapi mereka tetap saja sangat menarik. Mereka muncul melalui pelepasan, pelepasan yang sungguh-sungguh. Terutama melalui pelepasan keinginan, pilihan dan kendali. Sungguh sangat menarik jika kita mengalami meditasi secara medalam dan memahami bagaimana hal itu dapat terjadi. Melalui pengalaman seperti itulah Anda akan menyadari bahwa semakin Anda mengendalikan, semakin Anda menginginkan sesuatu karena kemelekatan, maka semakin tidak damailah Anda jadinya. Namun, semakin Anda melepas, semakin Anda meningglkan, semakin Anda menyingkir, maka Anda akan semakin bahagia. Ini adalah ajaran yang sangat mendalam, jauh lebih menalam dari yang dapat And abaca dalam buku atau Anda dengar dalam sebuah ceramah, dan tentu saja lebih bermanfaat daripada hanya mendiskusikannya di meja kopi. Anda benar-benar mengalami sesuatu. Hal ini langsung menuju kepada inti ajaran, yang disebut orang sebagai mistisme, yang disebut orang sebagai mistisme. Anda benar-benar mengalaminya sendiri. Tepatnya, Anda melepaskan “sipengendali” ini, “si pelaku” ini. Nah, inilah masalah utama manusia. Kita tidak dapat berhenti mengacau. Sering kali kita seharusnya membiarkan hal-hal berjalan apa adanya, tetapi kita tidak mampu, kita tidak melakukannya. Kita malah mengacaukannya. Mengapa Anda tidak mencoba untuk rileks dan menikmatinya, daripada terus melakukan sesuatu tanpa henti?
            Sangat sulit untuk hening pada saat bermeditasi, tetapi semakin mampu Anda hening, semakin banyak hadiah yang Anda dapatkan, Anda merasa semakin damai. Ketika Anda melepas pada asaat bermeditasi, melepaskan keinginan, melepaskan kendali, ketika Anda berhenti berbicara pada diri Anda, Anda akan mendapatkan keheningan sejati dalam diri. Berapa banyak dari Anda yang merasa jengkel akan keributan yang berkecamuk dalam kepala sepanjang waktu? Berapa banyak orang yang terkadang sulit tidur pada malam hari, tatkala tidak ada keributan yang berasal dari tetangga, melainkan sesuatu yang berasal yang jauh lebih berisik di antara kedua telinga mereka. Ya, ya, ya! Cemas, cemas, cemas! Berpikir, berpikir, berpikir! Inilah masalah yang dihadapi manusia pada saat mereka seharusnya berpikir, mereka tidak dapat berpikir jernih, dan pada saat mereka seharusnya berhenti berpikir, mereka tidak bisa merasa damai. Saat kita belajar cara bermeditasi, kita dapat merasa menjadi lebih seimbang, kita dapat merasa menjadi lebih seimbang, dan kita tahu bagaimana cara melepas. Kita tahu bagaimana melepaskan hingga titik dimana semua pemikiran lenyap. Pemikiran ini hanyalah komentar-komentar, mereka hanyalah uraian-uraian. Perbedaan antara membaca buku mengenai New York dan mengunjungi New York. Mana yang lebih nyata? Ketika Anda berada di sana, Anda menghirup udara disana, Anda merasakan suasana disana, Anda merasakan sifat-sifatnya, semua ini adalah hal-hal yang tidak dapat Anda tuliskan di buku. Kebenaran selalu berhubungan dengan keheningan. Kebohongan selalu berhubungan dengan kata-kata.
Ketika Tubuh Ini Lenyap
            Para penipu dapat menjual apapun kepada Anda. Saat ini, ada satu peni[pu yang tinggal dalam pikiran Anda, dan Anda mempercayai setiap perkataannya! Namanya adalah pemikiran. Pada saat Anda melepaskan pembicaraan yang terjadi dalam diri Anda dan mengheningkan diri, Anda bahkan akan merasa lebih bahagia lagi. Kemudian jika Anda melepaskan gejolak dalam pikiran dan memperhatikan napas, Anda bahkan akan merasa lebih bahagia lagi. Ketika Anda melepaskan badan, semua kelima indera ini lenyap dan Anda pun benar-benar merasakan kebahagiaan. Inilah Ajaran Buddha yang sebenarnya. Penglihatan, pendengaran, penciuman, pengcapan dan sentuhan sepenuhnya lenyap. Seolah berada dalam sebuah ruangan yang kedap akan indera tetapi rasanya jauh lebih baik. Namun ini bukan hanya keheningan, tetapi Anda memang tidak mendengar apapun. Bukan hanya kegelapan, tetapi Anda memang tidak melihat apapun. Bukan hanya perasaan nyaman pada badan, tetapi memang tidak ada badan sama sekali.
            Ketika badan lenyap, sungguh mulai terasa menyenangkan. Apakah Anda mengenal orang yang pernah merasakan pengalaman keluar dari badan? Ketika badan nanti mati, setiap orang mengalami hal tersebut, mereka keluar dari badan. Dan satu hal yang selalu mereka katakana adalah bahwa rasanya sangat damai, sangat indah dan sangat bahagia. Sama halnya dalam meditasi, ketika badan lenyap, rasanya sungguh damai, indah dan bahagia. Apakah yang tersisa? Disana tidak ada penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecapan maupun sentuhan. Inilah yang disebut Sang Buddha sebagai kondisi pikiran pada meditasi yang mendalam. Ketika badan sirna, yang tersisa adalah batin.
            Pada suatu malam, saya memberikan sebuah perumpamaan kepada seorang bhikkhu. Bayangkan seorang kaisar yang mengenakan celana panjang dan baju kebesarannya. Ia memakai sepatu, memakai syal di sekeliling leher dan mukanya, serta memakai topu dikepala. Anda sama sekali tidak bisa melihatnya, karena ia seutuhnya ditutupi oleh kelima pakaian tersebut. Demikian pula halnya dengan pikiran. Ia seutuhnya ditutupi oleh penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecapan dan sentuhan. Jadi orang tidak dapat mengenali pakaiannya. Ketika mereka berjumapa dengan kaisar, mereka hanya melihat jubah dan pakaiannya. Mereka tidak tahu siapa yang tinggal di dalamnya. Jadi demikian pula, tidaklah heran bila mereka bingung mengenai apa itu hidup, apa itu pikiran, siapa yang berada didalamnya, dari mana saya dating? Mengapa? Apa yang seharusnya saya lakukan dalam kehidupan ini? Pada saat lima indera sirna, hal ini bagaikan menaggalkan pakian kaisar tersebut dan melihat apa sebenarnya yang ada didalamnya, apa yang memainkan pertunjukan ini, siapa yang mendengarkan kata-kata ini, siapakah yang sedang melihat, siapakah yang sedang merasakan kehidupan, siapakah ini. Ketika kelima indera lenyap, maka Anda telah semakin dekat dengan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut.
            Apa yang Anda lihar dalam meditasi mendalam adalah apa yang kita sebut “pikiran” (dalam bahasa Pali disebut citta). Sang Buddha menggunakan perumpamaan yang indah ini. Ketika ada bulan purnama pada malam berawan, kendati bulan tersebut adalah bulan penuh, akan sulit bagi Anda untuk melihatnya. Kadang kala saat awan menipis, Anda bisa melihar sesuatu yang samar-samar bersinar. Anda tahu ada sesuatu disana. Ini seperti meditasi sebelum masuk ketahap yang mendalam. Anda tahu ada sesuatu disana, tetapi Anda tidak dapat melihatnya. Masih ada “pakaian” yang tertinggal. Anda masih berpikir dan berbuat, merasakan badan atau mendengarkan suara. Tetapi ketika tiba saatnya, inilah perumpamaan Sang Buddha, ketika bulan terbebaskan dari awan, Anda bisa melihat bulan purnama yang indah bersinar dengan terang di langit. Anda pun mengetahui bahwa itu adalah bulan. Ada bulan disana, bulan itu nyata dan bukan sejenis efek samping yang dihasilkan oleh awan. Inilah yang terjadi dalam meditasi ketika Anda melihat kedalam pikiran. Anda melihat dengan jelas bahwa pikiran bukanlah suatu efek yang dihasilkan oleh otak. Anda melihat pikiran itu dan Anda mengenal pikiran tersebut. Sang Buddha berkata bahwa pikiran yang terbebaskan itu indah, cemerlang, dan bersinar. Jadi hal ini bukan hanya pengalaman yang membahagiakan, tetapi juga merupakan pengalaman yang sangat bermakna.
            Berapa banyak orang yang mungkin pernah mendengar mengenai kelahiran kembali tetapi masih saja belum benar-benar mempercayainya? Bagaimana kelahiran kembali bisa terjadi? Tentu saja badan tidak akan terlahi kembali. Itulah sebabnya ketika orang-orang menanyakan kemana saya akan pergi setelah meninggal, “salah satu dari dua tempat,” jawab saya, “Fremantle atau Karrakatta. Kesanalah badan saya akan pergi.”[Fremantle dan karrakatta adalah dua kuburan/crematorium utama yang melayani seluruh perth.] tetapi apakah batin akan menuju kesana? Kadang kala orang-orang di dunia ini begitu bodoh, mereka berpikir bahwa yang ada hanyalah badan, tidak ada batin atau pikiran. Jadi begitu Anda di kremasi atau dikubur, maka selesai sudah, segalanya telah berakhir. Satu-satunya jalan untuk membuktikan pendangan ini adalah dengan mengembangkan meditasi seperti yang dicapai Sang Buddha dibawah pohon Bodhi. Maka Anda bisa melihat pikiran Anda sendiri dengan kesadaran yang murni-bukan dalam kondisi mental yang terhipnosis, bukan dalam kebodohan- melainkan didalam kesadaran yang murni. Inilah proses mengenali pikiran.

Mengenali Pikiran
            Ketika Anda mengenali pikiran, ketika Anda melihat sendiri, salah satu hasil yang akan timbul adalah pengetahuan bahwa pikiran tidak tergantung pada badan ini. Tidak tergantung berarti bahwa ketika tubuh ini lapuk dan mati, ketika dikremasi atau di kuburkan, atau bagaimanapun badan ini hancur setelah kematian, semua hal ini tidak akan mempengaruhi pikiran. Anda mengetahuinya karena Anda melihat sifat alami dari pikiran. Pikiran yang Anda lihat ini adalah melebihi kematian secara jasmani. Hal pertama yang akan Anda lihat sendiri, suatu pemahaman yang sejelas keberadaan hidung di muka Anda, adalah bahwa ada sesuatu yang lebih darioada tubuh fisik yang kita anggap sebagai “aku” ini. Yang kedua adalah Anda bisa menyadari bahwa pikiran tersebut pada dasarnya tidak berbeda dengan proses kesadaran yang ada pada semua makhluk, apakah pada manusia, binatang, maupun serangga. Tidak berbeda pada jenis kelamin apapun, usia berapapun atau ras apapun. Anda akan melihat bahwa kesamaan pada semua kehidupan adalah batin ini, kesadaran ini, sumber dari perbuatan.
            Begitu Anda melihatnya, Anda akan menghormati sesame makhluk. Bukan hanya sekedar hormat pada ras Anda, suku atau agama Anda, bukan hanya pada manusia, tetapi juga pada semua makhluk. Ini adalah gagasan mulia yang luar biasa. “Semoga semua makhluk berbahagia dan dalam keadaan baik, dan semoga kita menghormati semua bangsa, semua orang, bahkan semua makhluk.” Demikianlah cara Anda untuk mencapainya! Anda akan benar-benar merasakan belas kasih hanya jika Anda melihat bahwa pada dasarnya setiap makhluk adalah sama seperti diri kita. Jika Anda berpikir bahwa sapi sama sekali berbeda seperti Anda, bahwa sapi tidak berpikir seperti manusia, maka mudah bagi Anda untuk memakannya. Tetapi, bisakah Anda memakan nenek Anda? Ia terlalu mirip dengan Anda. Bisakah Anda memakan semut? Mungkin Anda akan membunuh semut karena Anda berpikir bahwa semut tidak sama seperti Anda. Tetapi jika Anda memerhatikan semut dengan seksama, maka tidak terdapat perbedaan. Jika Anda tinggal divihara hutan, dekat dengan semak-semak, dekat dengan alam, maka Anda akan menjadi sangat yakin bahwa binatang mempunyai emosi dan, yang terutama dapat merasakan sakit. Anda mulai mengenal kepribadian binatang-binatang, burung kookaburra (burung Australia), tikus, semut dan laba-laba. Setiap laba-laba juga memiliki pikiran layaknya diri Anda. Begitu Anda mengerti, maka Anda juga akan memahami belas kasih Sang Buddha kepada semua makhluk. Anda juga dapat mengerti bahwa bagaimana kelahiran kembali dapat terjadi pada semua jenis makhluk—bukan hanya pada manusia, tetapi juga binatang menjadi manusia, manusia menjadi binatang. Anda juga bisa memahami bagaimana pikiran menjadi sumber dari semua ini.
            Pikiran juga bisa eksis/ada bahkan tanpa badan di alam hantu dan alam malaikat (yang dalam agama Buddha kita sebut sebagai alam dewa). Jelaslah bagi Anda bagaimana mereka ada, mengapa mereka ada, apa mereka sebenarnya. Inilah pengetahuan dan pemahaman yang didapat dari meditasi mendalam. Tetapi lebih dari itu, ketika Anda mengetahui sifat dari pikiran, maka Anda akan mengetahui sifat dari kesadaran. Anda akan mengetahui sifat dari keheningan. Anda akan mengetahui sifat dari hidup. Anda akan mengerti apa yang membuat pikiran ini terus berkelana, apa yang membuat batin ini mencari kelahiran kembali. Anda akan memahami hukum kamma.

Tiga Pengetahuan
            Pengetahuan Pertama – Menurut tradisi, ketika Sang Buddha duduk dibawah pohon Bodhi, beliau menembus tiga pengetahuan. Pengetahuan pertama adalah ingatan kehidupan lampau. Ketika Anda dekat dengan pikiran, ada sejenis kekuatan tertentu yang muncul bersama pengalaman tersebut. Kekuatan itu tak lain adalah kemampuan, keterampilan mendayagunakan pikiran. Hal ini seperti perbeedaan antara seekor anjing liar dengan seekor anjing yang telah terlatih. Anda bisa memerintahkan seekor anjing yang telah terlatih untuk pergi mengambil Koran. Ia akan menggoyang-goyangkan ekornya dan pergi mengambil koran tersebut. Sebagian orang bahkan melatihkan anjingnya dengan baik sampai mereka bisa mengangkat telepon. Mungkin mereka bisa juga menjawab telepon, sehingga menghemat banyak waktu Anda.
            Ketika Anda sering masuk ke tahap meditasi yang mendalam ini, pikiran menjadi terlatih dengan baik, Salah satu hal yang dilakukan oleh Sang Buddha (dan yang dapat anda lakukan ketika anda masuk kedalam tahap meditasi yang lebih dalam) adalah mengarahkan pikiran untuk kembali ke masa lalu. Apa ingatan Anda yang paling awal? Kembalilah lebih jauh, lebih jauh lagi, dan lebih jauh lagi. Para Bhikkhu yang melakukan hal-hal ini dapat mengingat kembali masa-masa kecil mereka. Mereka bahkan dapat mengingat moment pada saat mereka dilahirkan. Kadang kala orang mengatakan bahwa ketika kita dilahirkan, Anda tidak memiliki kesadaran karena sel saraf otak belum berkembang, atau semacam itulah. Tetapi ketika Anda mengalami kembali proses kelahiran tersebut, Anda akan tahu bahwa hal tersebut tidaklah benar. Ketika ingatan tentang kelahiran Anda muncul, Anda seolah-olah berada disana, mengalami semua perasaan pada saat proses kelahiran tersebut. Kemudian Anda dapat meminta ingatan Anda untuk pergi ke ingatan yang bahkan lebih awal lagi. Dan Anda pun kembali ke kehidupan masa lampau Anda. Inilah yang terjadi pada pikiran Anda dan Anda pun tahu bagaimana itu terjadi. Itulah pengetahuan pertama yang dicapai Sang Buddha.
            Pengetahuan Kedua – Pengetahuan kedua adalah pengetahuan mengenai bagaimana Anda terlahir kembali. Mengapa Anda terlahir kembali, dimana Anda terlahir kembali. Ini adalah hukum kamma. Hari ini seseorang menunjukkan sebuah buku kepada saya, yang selama ini dibagikan secara gratis dan saya belum pernah membacanya. Buku itu berisi gagasan yang sangat aneh mengenai hukum kamma. Apa yang disampaikan buku ini adalah jika Anda membaca salah satu sutta sambil berbaring dilantai, Anda akan terlahir kembali dengan punggung yang bungkuk atau sejenisnya. Benar-benar gagasan yang tidak masuk akal. Kamma jauh lebih rumit daripada hal demikian dan kamma terutama tergantung pada kualitas kehendak anda. Pergerakan pikiran itu sendirilah yang menentukan kamma, bukan hanya sekedar tindakannya, tetapi juga sebab dan asal-usul kehendak tersebut. Anda  dapat melihat hal ini dalam meditasi, dan Anda juga dapat melihat bagaimana pikiran menjadi terbebaskan sepenuhnya.
            Pengetahuan Ketiga – Pengetahuan ketiga adalah penghentian dari penderitaan. Dengan memahami empat kebenaran mulia, Anda akan menyadari jalannya dan apa sebenarnya makna dari pencerahan. Pencerahan berarti Kebebasan! Pikiran menjadi terbebas, terutama terbebas dari badan jasmani, tidak sekedar terbebas dari penderitaan badan jasmani melainkan juga terbebas dari kebahagiaan badan jasmani. Artinya tidak akan ada lagi keinginan terhadap seksualitas, tidak akan ada lagi ketakutan akan rasa sakit, tidak ada lagi kesedihan akan pelapukan badan jasmani,tidak ada lagi niat jahat dan tidak ada lagi rasa  takut terhadap kritikan. Mengapa orang-orang cemas terhadap kata-kata buruk yang dilontarkan? Hanya karena ego/keakuan. Mereka menganggap sesuatu sebagai diri mereka. Coba bayangkan sejenak bagaimana rasanya terbebas dari semua hal-hal tersebut. Seperti apakah rasanya bila tidak ada ketakutan. Tidak ada nafsu, tidak perlu beringsut dari saat ini—dengan kata lain tidak ada lagi yang hilang dan tidak ada lagi yang perlu dilakukan, tidak ada lagi tempat yang dituju karena Anda telah sepenuhnya bahagia disini. Tidak peduli apapun yang terjadi! Inilah yang kita maksud dengan pencerahan. Meditasi ini adalah sumber pencerahan Sang Buddha dan sumber pencerahan bagi setiap orang.
            Tidak akan ada pencerahan tanpa meditasi. Inilah mengapa ajaran Buddha adalah lebih dari sekedar psikoterapi. Lebih dari sekedar filosofi. Lebih dari sekedar agama. Ajaran Buddha terpendam dalam sifat alami setiap makhluk dan dapat dijangkau oleh setiap orang. Anda tahu cara bermeditasi? Para guru memberikan semua petunjuk secara gratis tanpa memungut biaya apapun. Apakah Anda akan melakukannya? Biasanya jawaban untuk pertanyaan ini adalah, ”Mungkin esok, tapi yang pasti bukan hari ini.” Akan tetapi Karena benih-benih telah ditanamkan dalam pikiran, karena meditasi telah dimulai, maka akan ada ketertarikan. Telah ada suatu perasaan atas pencerahan ini, suatu ketertarikan atas kedamaian, dan Anda tidak akan mampu berpaling lagi dari jalan itu. Anda bisa saja berniat untuk menundanya untuk sementara waktu, mungkin sepanjang hidup, tetapi sungguh aneh bahwa, seperti yang dikatakan seseorang kepada saya bertahun-tahun yang lalu, ”Ketika Anda telah mendengarkan ajaran ini, Anda tidak akan mampu mengabaikannnya begitu saja”, Anda tidak akan bisa melupakannya. Ajaran-ajaran ini tidak memberitahu anda apa yang harus dipercaya. Mereka tidak semata-mata hanya menyuguhkan sebuah teori yang rasional. Tetapi ajaran tersebut  membimbing Anda menuju sesuatu yang dapat Anda pahami dan alami secara langsung, dan Anda akan semakin sadar seiring dengan semakin sering Anda bermeditasi.
            Sang Buddha adalah sosok yang sangat luar biasa, kedamaian-Nya, belas kasih dan kebijaksanaan-Nya sungguh melegenda. Ada sesuatu yang sangat menarik mengenai pencerahan. Hal yang sama, ada sesuatu berkenaan dengan kebebasan yang tidak dapat diabaikan. Itulah sebabnya, sedikit demi sedikit, Anda akan memahami apa sebenarnya Ajaran Buddha itu. Anda tidak akan memahami ajaran-ajaran Buddha melalui buku-buku maupun dari apa yang saya katakan. Anda hanya akan mengerti ajaran Buddha dari pengalaman Anda sendiri dari meditasi yang damai. Disitulah ajaran Buddha diajarkan. Jadi, nikmatilah meditasi Anda dan jangn takut akan pencerahan. Masuklah kedalamnya, nikmatilah dan Anda tidak akan menyesal.
            Itulah ajaran Buddha. Itulah intinya—meditasi dan pencerahan. Itulah makna ajaran Buddha. Saya berharap Anda bisa mengerti hal ini.

Sumber : Wisdom of Silence
Oleh : Achan Brahmawamso


Tidak ada komentar:

Posting Komentar