Rabu, 31 Agustus 2011

Kecerdasan Menerima Kenyataan

MAKNA JAM BERPUTAR TERBALIK - Bhikkhu Uttamo Mahathera




Sebuah jam dinding di ruang makan di Gedung Teratai, Panti Semedi Balerejo ( Vihara Bodhigiri ) ternyata memiliki makna sebagai bahan perenungan yang mendalam untuk mereka yang telah terbuka bathinnya. Bila diperhatikan dengan baik , ternyata jam dinding ini berputar ke kiri, kebalikan dari kebiasaan putaran jam yang ke kanan.


Mengenai hal ini, Bhikkhu Uttamo menerangkan bahwa pada awalnya, seseorang mungkin salah membaca jam terbalik tersebut. Namun lama kelamaan orang tidak akan menjumpai kesulitan lagi untuk memanfaatkan jam itu. Dalam hal ini, jam yang dilihat tidak pernah berubah kondisinya, namun pola pikir mereka yang melihatnya yang berubah. Perubahan pola pikir inilah yang menyebabkan seseorang mampu membaca dan memanfaatkan jam dinding tersebut. Kondisi ini juga sama dengan ketika seseorang melihat kehidupan.
sumber: Buku Melangkah di Keheningan

Penjelasan:
Ketika kita mengalami kesulitan untuk membaca jam yang berputar terbalik, mungkin saja kita memiliki pemikiran “Mengapa ya…. koq yang dipasang jam dinding yang berputar terbalik?” Menyusahkan saja. Hal ini sangat dimungkinkan pemikiran seperti itu muncul, apalagi bagi para tamu yang baru pertama kali datang berkunjung ke Panti Semedi Balerejo dan memiliki pengalaman salah melihat jam.

Pemikiran tersebut bisa timbul karena kita sebelumnya memiliki keinginan, bahwa kalau jam dinding itu ya… seharusnnya berputar ke kanan. Akan tetapi jika kita mau menerima kenyataan yang telah terjadi ( bahwa kami harus berhadapan dengan jam yang berputar terbalik ), dan lagi pula kita tidak bisa mengubah kenyataan bahwa jam yang ada di ruang makan itu harus berputar ke kanan, Memang ada jam yang berputar ke kiri. Maka akan terjadi perubahan di dalam pola pikir, kita menyesuaikan keinginan kita bahwa yang tadinya setiap jam harus berputar kekanan, akan tetapi sekarang saya menerima  bahwa ada juga jam yang berputar ke kiri. Maka sejak saat itu pulalah kita tidak merasa di susahkan lagi oleh kenyataan jam yang ada di ruang makan, Gedung Teratai, Panti Semedi Balerejo.
______________________________________________________________________________
JANGAN TANYA MENGAPA, KATAKAN MEMANG! – Bhikkhu Uttamo Mahathera

Penjelasan: Kita akan selalu menjumpai kenyataan-kenyataan yang tidak sesuai dengan harapan dalam kehidupan sehari-hari. Jika kita tidak mau menerima kenyataan, sudah pasti akan timbul kemarahan, benci, merasa menderita, merasa sedih, dll. Biasanya kondisi ini diawali ketika pemikiran kita atau ucapan kita menggunakan kata MENGAPA?


Mengapa dia begitu? Mengapa koq begini? Mengapa saya rugi? Mengapa saya jatuh? dan seterusnya.

Kata Mengapa biasanya berkonotasi penolakan dan  mengharapkan orang lain/kenyataan yang terjadi/hal-hal di luar diri kita untuk berubah sesuai dengan harapan ( keinginan ).
Sedangkan jika kita menggunakan kata MEMANG!


Memang dia begitu! Memang kenyataannya begini! Memang saya sekarang rugi! Memang saya lagi jatuh! dan seterusnya.

Kata Memang biasanya berkonotasi penerimaan dan telah terjadi perubahan di dalam pola pikir kita untuk menerima kenyataan yang terjadi.

MELIHAT YANG DI LUAR, DI DALAM SINILAH YANG BERUBAH….. ada kedamaian terjadi.
MELIHAT YANG DI LUAR, DAN YANG DI LUAR HARUS BERUBAH SESUAI DENGAN DIRI KITA… maka akan ada pemaksaan, peperangan dan kekejaman terjadi.
- Bhikkhu Uttamo Mahathera
______________________________________________________________________________

DIMENSI WAKTU
DULU KITA PERNAH HIDUP TETAPI SUDAH TIDAK HIDUP, MASA YANG AKAN DATANG KITA AKAN HIDUP TAPI BELUM TENTU HIDUP, HIDUP ADALAH SAAT INI. – Bhikkhu Uttamo Mahathera



Masa lalu adalah kenangan dan pelajaran, kita tidak bisa kembali ke masa lalu.
Kelebihan dan keberhasilan dimasa lalu, bisa dijadikan contoh untuk kita pertahankan atau tingkatkan untuk masa yang akan datang dengan perilaku dan tindakan kita pada saat ini.
Kekurangan dan kegagalan dimasa lalu bisa dijadikan pelajaran yang bisa kita perbaiki dan untuk dihindari dengan tindakam kita saat ini untuk mencapai masa depan yang lebih baik.
Masa yang akan datang adalah tujuan yang akan kita raih dengan tindakan dan perilaku kita saat ini.
Kekhawatiran dimasa yang akan datang, bisa kita hindari dengan tindakan dan perilaku kita saat ini.
-Bhikkhu Uttamo Mahathera
Lck Tts, admin BUC
Sumber :
http://www.facebook.com/note.php?note_id=489697424826

Tidak ada komentar:

Posting Komentar