Minggu, 07 Agustus 2011

1 Dollar 11 Sen

Sally, anak berusia 8 tahun, adalah anak sulung dari dua beradik. Dia baru saja mengetahui bahwa adiknya, George, sakit dan perlu dan dioperasi. Ibu bapaknya yang berpendapatan rendah tidak mungkin mampu membiayai keperluan operasi yang mahal itu, apalagi jaminan asuransi kesehatan  mereka sudah lama dihentikan kerana tidak mampu membayar preminya.
“Hanya doa dan keajaiban yang dapat menyelamatkan adikmu!” kata bapaknya kepada Sally.
“Keajaiban? Apa itu?” Sally bertanya di dalam hatinya.

Tak lama kemudian Sally masuk ke kamarnya dan berdoa untuk mendapat keajaiban yang dia harapkan, yaitu agar adiknya sembuh. Tidak lama setelah itu, Sally keluar dari kamar dan pergi menjenguk adiknya. Dia ingin melihat apakah doa yang dibacanya tadi sudah menyembuhkan George atau tidak.
Ternyata, adik kesayangannya itu belum sembuh juga. Lalu dia kembali lagi kekamarnya dan mengambil tabung yang berisi uang simpanannya. Dia memecahkan tabung itu dan mengumpulkan satu-persatu uang-uang logam yang bertaburan. Ternyata, tabungannya hanya berjumlah 1 dollar 11 sen.
Sally kemudiannya meminta izin kepada ibu bapaknya untuk pergi ke toko obat di seberang jalan untuk membeli obat buat adiknya. Dengan rasa terharu, ibunya memperbolehkan Sally membeli obat dengan berbekalkan sejumlah uang yang mustahil untuk membeli obat yang diperlukan.
Setibanya di toko obat, Sally tidak dipedulikan oleh pekerja di situ, mungkin karna dia masih terlalu kecil untuk berbelanja. Pelbagai cara untuk menarik perhatian pekerja di sana di lakukan, tetapi tetap tidak berhasil. Namun Sally tidak berputus asa. Dia kemudiannya mengetul-ngetuk kaca toko dengan uang logamnya sehingga terdengar bunyi yang agak bising. Akhirnya, seorang pekerja toko obat datang menghampiri Sally dengan muka marah, lalu bertanya, “Kamu mau apa ?”
“Saya mau membeli keajaiban untuk menyembuhkan adik saya yang sedang sakit!”, jawab Sally tegas sambil menunjukkan uangnya yang berjumlah 1 dollar 11 sen itu.
“Maaf adik, di sini kami tidak menjual keajaiban. Kami hanya menjual obat-obatan. Pergilah balik dan minta uang secukupnya pada ibu bapak kamu supaya dapat membeli obat yang diperlukan”, kata pekerja itu dengan nada kesal.
“Ibu, tolonglah! Kata ayah, hanya keajaiban yang dapat menyembuhkan adik saya. Mungkin ibu boleh menolong saya?” Kata Sally lagi.
Belum sempat petugas itu menjawab, tiba-tiba seorang lelaki yang dari tadi mendengar percakapan Sally, datang menghampiri mereka.
“Nama kamu siapa? Keajaiban bagaimana yang diperlukan oleh adikmu?”, tanya lelaki itu.
Sally mulai menceritakan kisah dirinya dan keadaan adiknya yang sakit itu, sementara lelaki itu mendengar dengan penuh kesabaran.
“Adik saya sudah lama sakit dan perlu dioperasi. Tetapi ibu bapak saya tidak punya uang yang cukup untuk membayar biaya operasi tersebut. Kata ayah, hanya keajaiban yang dapat menyembuhkan adik saya. Sebab itu saya datang ke sini, untuk mencari keajaiban seperti yang ayah katakan!”, kata Sally.
Semakin lama Sally bercerita, semakin parau suaranya. Malah, ketika bercerita mengenai keadaan adiknya, Sally mulai menangis. Cerita Sally menyentuh hati lelaki tersebut.
“Sudahlah Sally, jangan menangis lagi. Sekarang, bisa bawa saya bertemu dengan ibu bapak Sally? Sekiranya boleh, saya ingin ke rumah Sally dan melihat keadaan adik Sally yang sakit itu”, kata lelaki itu sambil memeluk Sally.
Rupanya lelaki itu adalah seorang pakar bedah terkenal yang bernama Carlton Armstrong. Singkat cerita, George akhirnya berhasil dioperasi dan keadaannya kembali pulih seperti biasa. Pembedahan itu dilakukan sendiri oleh Dr. Armstrong, malahan semua biaya operasi diberikan secara gratis.
“Pembedahan itu pasti mahal. Sekiranya kamu tidak mempunyai keyakinan dan kasih sayang terhadap adikmu, ibu tidak dapat membayangkan berapa harga yang perlu kita bayar untuk semua ini”, kata ibu Sally sambil memeluk anak kesayangannya itu.
“Ibu, harga pembedahan itu hanya 1 Dollar 11 Sen ditambah dengan keajaiban”, jawab Sally dengan gembira.
 
Be good, Be positive, Be happy 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar