Apapun yang ingin kita raih, pasti bisa kita dapatkan, asal mau melakukankannya. Siapa yang tak mengenal Oscar Pistorius Leonard Carl? Pelari asal Afrika Selatan yang dikenal sebagai “blade runner” yang saat ini telah berhasil menjadi atlet berkaki palsu pertama yang ikut kejuaraan atletik dunia di Daegu - Korea Selatan, berkompetisi melawan para atlet berkaki normal. Masih ingat Hee Ah Lee - pianist yang terlahir dengan down syndrom serta kelainan jemari tangan asal Korea Selatan yang juga pernah hadir dalam Kick Andy? Ada juga penulis buku “No One’s Perfect” - Hirotada Ototake dari Jepang serta penulis buku “Life Without
Limits” - Nick Vujicic dari Australia. Mereka adalah pribadi-pribadi hebat yang meski tidak lengkap secara fisik, tetapi mampu menunjukkan kemampuannya yang setara dengan orang berfisik normal.
Tamu-tamu Kick Andy kali ini tentu akan membuat kita ingat fisik sehat yang kita miliki sekaligus juga membuat kita menjadi lebih bersyukur atas kehidupan ini.
Albertha Aceng Dani Setyawan alias Aceng. Laki-laki yang lahir tanpa tangan ini memiliki banyak talenta. Mulai dari menjalankan aktivitas kesehariannya, bermain alat musik seperti gitar, bass dan drum, bahkan menyetir mobil standar tanpa modifikasi. Ketika melakukan banyak hal, Aceng menggunakan kedua kakinya sebagai pengganti fungsi tangan. Kelincahannya menggunakan kaki sudah dilatih Aceng sejak masih kanak-kanak. Tak hanya mampu bermain alat musik, Aceng bisa melakukan aktivitas lain yang biasanya membutuhkan dua tangan. Aceng juga bisa mengendarai sepeda motor dan mobil. Meski Aceng mampu mengendarai motor dan mobil menggunakan kaki, tetapi tak lantas membuatnya mudah mendapatkan Surat Ijin Mengemudi atau SIM. Pelecehan dan cemooh yang ia terima sejak kecil, tak menjadikan pria beranak satu ini patah semangat, minder, atau rendah diri. Justru ejekan dan padangan meremehakan dari orang-orang normal membuatnya menjadi lebih bersemangat untuk membuktikan kemampuan dan prestasinya. Kepiawaiannya bermain gitar dengan menggunakan kaki telah membuat Aceng mendapatkan Penghargaan MURI. Festival musik jalanan di tahun 2004 yang pernah ia ikuti, bahkan menjadikan Aceng berhasil meraih gelar the best bass player se-Wonosobo.
Rusidah, meski tak dikaruniai kedua tangan, ia justru memilih menekuni fotografi sebagai profesinya. Selain menerima panggilan untuk mengabadikan berbagai momen penting seperti pernikahan dan acara-acara di lingkungan kantor pemerintahan, Rusidah juga mengelola studio kecil, di rumahnya di Desa Botorejo, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo - Jawa Tengah. Tekad dan semangatnya untuk menjadi seorang fotografer kemudian justru mendatangkan dukungan dari orang-orang di sekitarnya. Beberapa kali Rusidah menerima bantuan peralatan fotografi dari pemerintah setempat. Berbekal bantuan stimulan itulah kiprah Rusidah sebagai fotografer dimulai. Sejak itu masyarakat tahu kiprahnya. Penonton Kick Andy di dalam studio pun tak lupa di abadikan melalui kameranya (Foto hasil jepretan Rusidah bisa diakses melalui web Kick Andy). Tetapi masih ada ‘secuil’ cita-cita perempuan usia 43 tahun ini yang belum tercapai, yakni ingin buka studio foto kecil-kecilan di pinggir jalan raya. Maklum rumahnya yang sederhana dan berlantai tanah tidaklah representatif untuk usahanya ini. Juga dukungan finasial sang suami sebagai tukang es keliling tak kunjung mencukupi. Tapi ibu satu anak inipun tak pernah putus asa, ia terus bekerja, dan berjuang mewujudkan mimpinya.
Meski hanya memiliki satu kaki Sabar memiliki segudang aktivitas yang cukup ekstrim, dan prestasi yang membanggakan. Baru-baru ini, ia bersama dengan tim ekspedisi Rakyat Merdeka mendaki gunung tertinggi di Eropa, Gunung Elbrus. Tanggal 17 Agustus 2011 lalu bertepatan dengan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, Sabar mencapai puncak Elbrus. Sebelumnya di tahun yang sama, Sabar berhasil memanjat Tugu Selamat Datang di Bundaran Hotel Indonesia. Bahkan ia pun juga pernah sukses menorehkan prestasi dalam kejuaraan panjat dinding bagi penyandang tuna daksa di Korea. Bagi penonton Kick Andy yang hadir di dalam studio juga sempat dikejutkan karena Sabar turun dari atas dengan tali. Pria yang bermukim di Solo Jawa Tengah ini memiliki profesi sebagai pembersih gedung-gedung tinggi. Sabar yang kakinya diamputasi karena kecelakaan jatuh dari kereta api ini, meski telah kehilangan kaki kanan, tak menjadikannya hal itu sebagai kendala baginya. Ia bertekad akan terus mendaki gunung.
Dengan keterbatasan yang mereka miliki, mereka mampu melakukan segalanya tanpa batas seolah2 mereka memiliki anggota tubuh yang normal,,
lantas, apakah kita yang memiliki anggota tubuh normal hanya akan pasrah dan putus asa atas apa yang telah kita miliki?
Inilah mereka, karena mereka mau, karena itu mereka bisa!
sumber : www.kickandy.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar