Minggu, 03 April 2011

Berdamai dengan sakit

Berdamai Dengan Sakit

Ada orang di Australia Barat yang bekerja di pertambangan. Ia mulai bekerja pada malam hari, selalu di giliran malam, sendirian, untuk menanam bahan peledak di sana. Ia adalah ahli dalam hal peledak. Ia akan pergi ke dalam tambang, memasang peledak, dan memicu peledak hingga meledak. Pagi harinya pekerja lain akan datang untuk mengais puing dan biji tambang, lalu memasukkan ke truk untuk diangkut ke permukaan. Ini adalah pekerjaan yang begitu berbahaya, hingga ia melakukannya sendirian pada malam hari ketika tak seorangpun bekerja. Ia mengatakan bahwa hari itu ia telah memiliki firasat bahwa sesuatu akan terjadi malam itu, namun ia tetap pergi bekerja. Ia memeriksa baik – baik peledaknya, semuanya beres, seharusnya tidak berbahaya. Namun setelah memasang peledak, sebelum ia memasang alat picunya, mendadak ia mendengar suara dari arah belakangnya. Itu adalah salah satu kereta tambang.


                Seseorang rupanya lupa memasang rem pada kereta ini dan kini kereta ini menggelinding ke arahnya. Ia mengatakan bahwa pekerjaannya memasang peledak itu sebegitu rapinya hingga tak ada ruang untuk melompat meloloskan diri. Kereta itu menghantamnya tanpa bisa ia hindarkan! Meskipun ia terlempar hingga jatuh ke rel, namun ia tak bisa merasakan kakinya. Ternyata kereta itu memutus kakinya. Ia terbaring disana pada tengah malam dan perlu waktu beberapa jam sebelum kelompok giliran kerja pertama menemukannya. Ketika terbaring di sana, ia mengatakan bahwa itu adalah salah satu perasaan paling menakjubkan yang pernah ia alami dalam hidupnya. Ia mengalami apa yang disebut pengalaman religious, karena ia melepas rasa nyerinya yang begitu dahsyat.

                Ketika merka menemukannya, mereka membawanya ke rumah sakit, dan ia bertahan hidup. Ia mengatakan bahwa salah satu pekerja yang mengunjunginya belakangan adalah orang yang lalai memasang rem kereta. Ia melihat pekerja itu hilir mudik di selasar rumah sakit, takut masuk karena merasa begitu bersalah. Ia memanggil pekerja itu, “ Tidak apa – apa. Tidak masalah sama sekali. Malah aku ingin berterima kasih karena kamu memberiku pengalaman yang menakjubkan itu.” Hal ini begitu membingungkan pekerja pada yang lalai tadi. Ia bukannya masuk malah melarikan diri.

                Pekerja tambang ini berterima kasih kepada pekerja lalai tadi yang telah memberinya pengalaman yang senilai dengan sebuah kaki : pengalaman melepas. Begitulah bagaimana kadang kita bisa menghadapi penyakit : melepas! Tentu ada hal yang bisa kita lakukan misalnya minum obat atau berolahraga, atau apa pun kita bisa melakukan itu. Namun berdamailah dengan penyakit itu, selidikilah, amatilah. Jika tak sembuh juga, dan membawa kematian, itu pun oke juga.
Bagian dari penyakit, bagian dari rasa takut akan penyakit itu adalah rasa takut bahwa penyakit itu akan membawa kita pada kematian – dan kita takut akan hal itu!

Cerita dari buku “ Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya 2” Penulis Ajahn Brahm.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar